Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sastra imajinatif dan nonimajinatif

      Menurut jenisnya karya sastra terdiri atas karya sastra imajinatif dan non imajinatif. Karya sastra imajinatif lebih banyak bersifat khayali, cenderung menggunakan bahasa konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Karya sastra nonimajinatif mengandung lebih banyak unsur faktual daripada khayal, menggunakan kata yang denotatif, dan juga memenuhi syarat-syarat estetika seni. Karya sastra imajinatif terdiri dari puisi, fiksi, dan drama. Karya sastra fiksi terdiri dari roman, novel, dan cerita pendek yang disebut cerpen. Karya sastra non imajinatif terdiri dari esei, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah (Sumardjo, 1988:17).

     Dewasa ini cerita pendek berkembang pesat sekali. Menurut Eneste (dalam Djati, 1994:1) "dalam kurun waktu 30 tahun saja jumlahnya mencapai seperempat dari seluruh buku sastra Indonesia modern." Kenyataan ini merupakan bukti bahwa cerita pendek sangat digemari oleh pengarang maupun pembaca. Alasan pengarang memilih dan menggemari cerita pendek, antara lain, karena cerita pendek dapat ditulis dalam waktu yang relatif singkat dengan keutuhan nilai sastra tertentu. Cerita pendek lebih padat isi dan dapat dibaca dalam waktu yang relatif singkat pula sehingga digemari oleh para pembaca yang sibuk dan lebih menyukai hal-hal yang praktis.

Post a Comment for "Sastra imajinatif dan nonimajinatif"