Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Gotong Royong dalam Cerpen Klandestin

      Nillai gotong royong juga ditemukan dalam cerita pendek Klandestin karya Seno Gumira Ajidarma. Nilai gotong royong ini terungkap lewat sekelompok orang penganut ideologi perlawanan. Kelompok ini merasa tidak puas terhadap penguasa yang menurut mereka terlalu angkuh dan menghina kemanusiaan. Sebab itu, mereka sangat gigih melawan kekuasaan tersebut dengan berbagai cara. Mereka tidak mau berhenti melawan sebelum pemilik kekuasaan tersebut hancur.

     Orang-orang penganut ideologi perlawanan tersebut memiliki satu proyek besar. Secara bergotong royong mereka berusaha mewujudkan proyek tersebut. Mereka ingin menghancurkan penguasa. Merasa selalu kalah bila berhadapan langsung, mereka melakukan perang gerilnya dan merongrong pondasi kekuasaan tersebut. Mereka juga menyiapkan jebakan yang dapat memusnahkan kekuasaan yang menindas mereka, seperti terungkap lewat kutipan berikut.

     

     Ini sebuah proyek besar. Dengan segera dapat kulihat, orang-orang sedang bekerja siang dan malam, membangun sebuah sumur yang besar, begitu besar, sebesar kota itu sendiri, di bawah kota di atas kami.

     Bila tiba saatnya kelak, peledak-peledak yang menghancurkan penyangga kota, penyangga gedung-gedung besar, sendi-sendi kehidupan negara, akan membuat kota ini melesak, amblas di dalam bumi yang gelap, panas, sepanas kawah gunung yang sedang membara (Klandestin: 88)


Deskripsi ini tidak dimaksudkan untuk mengajak pembaca meniru sikap dan tingkah laku orang-orang penganut ideologi perlawanan yang ingin menghancurkan penguasa itu. Hal terpenting dari deskripsi ini adalah nilai gotong-royong dalam mewujudkan cita-cita bersama. Tentu saja tujuan dan cita-cita bersama yang bersifat positif dan membangun. Nilai gotong royong itu akan lebih bernilai bila diterapkan dalam pekerjaan-pekerjaan yang bernilai kemanusiaan. 

Post a Comment for "Nilai Gotong Royong dalam Cerpen Klandestin"