Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat

      YANG dimaksud masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat dalam lingkup kecil, yaitu keluarga, dan masyarakat dalam lingkup yang lebi luas, yaitu suatu negara.

     Dalam masyarakat yang mengutamakan persatuan dan kesatuan, suasana kebersamaan lebih jelas terlihat daripada peranan manusia selaku individu. Di masyarakat seperti ini ditemukan nilai-nilai yang dianggap baik yang diharapkan dapat menjadikan manusia sebagai manusia ideal dalam masyarakat.

     Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat yang ditemukan dalam cerita pendek yang dimuat dalam Lampor: Cerpen Pilihan Kompas 1994 ini adalah nilai gotong royong, cinta tanah air, musyawarah untuk mufakat, kepatuhan kepada adat, keadilan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab. Ketujuh nilai ini memperlihatkan bagaimana individu mengikat diri dalam kelompoknya. Satu individu selalu berhubungan dengan indivudu lain sebagai anggota masyarakat karena individu tidak dapat hidup sendiri melainkan mengikat diri dalam kelompok. Hal ini dilakukan demi keselamatan diri mereka, misalnya kehormatan dan harga diri, dan lain-lain.

     Nilai budaya tersebut ditemukan dalam cerita pendek Lampor (Joni Ariadinata), Salvador (Seno Gumira Ajidarma), Tamu dari Jakarta (Jujur Prananto), Parang Garudo (Satyagraha Hoerip), Reuni (Jujur Prananto), Peang (Agus Noer), Klandestin (seno Gumira Ajidarma), Jaksa Agung Artogo (Satyagraha Hoerip), Ibu Bonar (Palti R Tamba), Mati "Salah Pati" (Gde Aryantha Soethama), dan Misteri Kota Ningi (Seno Gumira Ajidarma).

BACA: 1. Gotong Royong

Post a Comment for "Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat"