Nilai Budaya, Masyarakat, dan Karya Sastra
Karya sastra yang kreatif sangat menarik dan dapat dipergunakan oleh seorang peneliti untuk menggali sifat-sifat masyarakat secara lebih mendalam. Karya-karya sastra tersebut merupakan sumber paling tepat yang dapat diajukan oleh suaatu masyarakat melek huruf untuk mengungkapkan rahasia-rahasianya (Mulder,1994:164). Selain itu pengarang adalah anggota masyarakat yang tentu saja akan sulit melepaskan diri dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, karya sastra yang diciptakannya sedikit banyak memberikan gambaran tentang masyarakat sekitarnya.
Sehubungan dengan asumsi bahwa karya sastra sulit dilepaskan dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, pendekatan sosiologi dan sosiokultural digunakan dalam penelitian ini agar kajian terhadap nilai-nilai budaya Indonesia ini tidak terlalu mengambang. Hal ini sesuai dengan pendapat Grebstein yang dikutip oleh Damono (dalam Suwondo dkk., 1994:7) yakni:
... karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap jika dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan yang telah menghasilkannya. Sastra harus dipelajari dalam konteks yang lebih luas dan tidak hanya dalam dirinya sendiri. Karya sastra sesungguhnya merupakan hasil dari pengaruh timbal balik antara faktor-faktor sosial dan kultural. Bahkan karya sastra itu bukanlah gejala yang tersendiri, akan tetapi merupakan objek kultural.
Gagasan-gagasan yang mengisi karya sastra seringkali bersumber dari kondisi dan situasi dalam masyarakat. Gagasan-gagasan itu sudah mengalami penghayatan secara personal dalam diri pengarang dan diekspresikan dengan gaya personal pula sehingga sering tampak berbeda bahkan bertentangan dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Karya sastra tidak selalu menampilkan kondisi kultural suatu masyarakat seperti apa adanya. Sebagian karya sastra justru berisi kritik terhadap kondisi kultural masyarakat itu. Karya sastra ini menjadi media lahirnya nilai-nilai baru yang dianggap lebih penting dan lebih dibutuhkan daripada nilai-nilai lama yang sudah mapan. Karya sastra semacam ini berisi pikiran anggota masyarakat yang menginginkan pembaharuan dalam masyarakat tersebut. Mulder (1984:162) mengatakan
Yang kami bayangkan bila mendengar istilah "sastra modern" ialah karya-karya sastra yang menyuarakan kebebasan pengarang dalam memandang cara hidup dari masyarakatnya. Ia menjadi seorang pengarang yang mempunyai sebuah pesan bahwa ia menantang struktur pemikiran, yaitu pandangan dunia yang tidak kita sadari tetapi yang menjiwai kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. |
Jadi, karya sastra semacam ini berisi pandangan pengarang (selaku anggota masyarakat) terhadap kondisi kultural masyarakatnya.
Post a Comment for "Nilai Budaya, Masyarakat, dan Karya Sastra"
Silakan tulis jenis INFORMASI yang Anda inginkan ada di blog ini.
Saya sangat respek karena Anda bukan SPAMER. Terima kasih.