Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Budaya Gotong Royong dalam Cerpen Mati "Salah Pati"

      Nilai ini mencerminkan rasa kebersamaan di antara anggota masyarakat. Nilai budaya ini terutama dimiliki masyarakat pedesaan. Jika ada warga desa yang mendirikan rumah, misalnya, semua warga turut membantu. Nilai budaya gotong royong ini dapat dilihat dalam upacara kelahiran, perkawinan, dan kematian.

     Nilai budaya ini ditemukan dalam cerita pendek Mati "Salah Pati" (Gde Aryantha SOethama), dan Klandestin (Seno Gumira Ajidarma).

     Dalam cerita pendek Mati "Salah Pati karya Gde Aryantha Soethama, nilai gotong royong ini dapat dilihat saat Pekak Landuh ditabrak mobil mewah putih yang ditumpangi dua orang wanita. Beberapa pelayan warung ayam goreng berusaha menghentikan kendaraan yang lewat. Sebagian lagi berusaha mengeluarkan wanita pengemudi mobil sedan itu dari dalam mobil, dan membaringkannya ditrotoar. Bahkan orang-orang tersebut beramai-ramai menggotong para korban, kemudian melarikannya ke rumah sakit, seperti terungkap dalam kutipan berikut.


     Beberapa pelayan warung ayam goreng menghentikn kendaraan yang lewat. Lalu lintas macet. Darah tergenang di aspal jalanan. Beberapa orang mencoba mengeluarkan wanita pengemudi itu dari mobil, dan membaringkanny di trotoar. Mereka kemudian beramai-ramai menggotong tubuh Pekak Landuh dan wanit itu, mendorongnya ke dalam mobil pick up yang berhenti, dan setengah memaksa agar si sopir mau melarikan tubuh-tubuh itu ke rumah sakit (Mati "Salah Pati":118)

Post a Comment for "Nilai Budaya Gotong Royong dalam Cerpen Mati "Salah Pati""