Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendayagunaan Alam dalam Cerpen Mati "Salah Pati"

      Usaha mendayagunakan alam ditemukan juga dalam cerita pendek Mati "Salah Pati" karya Gde Aryantha Soethama. Usaha tersebut dilakukan oleh Ketut Saplug. Bagi Ketut Saplug, memanfaatkan dan mengolah alam merupakan pilihan terbaik.Ia tidak memiliki bekal pengetahuan maupun keterampilan di bidang lain selain mengandalkan tenaga fisiknya untuk mengolah alam. Ia menjadi petani, yakni petani penggarap sawah orang lain.

     Ketut Saplug hidup miskin. Ia hanya petani penggarap dan tidak memiliki tanah sendiri. Tentu saja hasil yang diperolehnya dari menggarap sawah itu harus dibagi dua. Sebagian saja, bahkan kurang, untuknya. Sebagian yang lain untuk pemilik sawah yang digarapnya itu. Dalam kemiskinannya itu Ketut Saplug berusaha mendidik anaknya sebaik-baiknya. Ternyata anaknya itu bernasip baik. Anak laki-lakinya satu-satunya itu diangkat sebagai kepala tata usaha dinas pertamanan di kota. Ketut Saplug ikut anaknya di kota, dan sehari-harinya bekerja mengurus kebun rumah. Perhatikan kutipan berikut.


     Ketut adalah kawannya, petani miskin yang hidup dari menggarap sawah orang lain. Ketika anak laki-laki satu-satunya bernasib baik, menjadi kepala tata usaha di dinas pertamanan, mereka pindah ke kota. Ketut kemudian menjadi orang pinggiran. Kerjanya hanya mengurus kebun rumah (Mati "Salah Pati":114).


     Kebutuhan hidup Ketut Saplug dapat tercukupi dengan mengolah dan memanfaatkan alam sebaik-baiknya.Dengan memanfaatkan alam yang berupa tanah sawah tersebut Ketut Saplug dapat menafkahi keluarganya. Dia memang tidak kaya, sebab, dia hanya mengolah tanah sawah milik orang lain yang tidak seberapa luas, dan hasilnya harus dibagi dua.

Post a Comment for "Pendayagunaan Alam dalam Cerpen Mati "Salah Pati""