Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai Keimanan Terhadap Tuhan dalam Cerita Pendek Parang Garudo

      Kepercaayaan terhadap Tuhan ditemukan juga dalam cerita pendek Parang Garudo karya Satyagraha Hoerip. Rasa percaya terhadap kekuasaan Tuhan tersebut terungkap lewat ucapan Rubingah saat berbincang-bincang dengan Mbah Pinah, teman lamanya, sebagai berikut.


     Di sini sih, saya masih sering ikut makan daging. Paling tidak ya sepuluh hari sekali. Lha mereka? Saya pikir-pikir, Gusti Allah itu sudah menempatkan saya enak di sini kok; masa" masih mau kurang  terimo? (Parang Garudo:48).


     Semula Rubingah bekerja sebagai pembatik alusan dan terpaksa kehilangan pekerjaannya itu saat pasaran batik tulis mengalami kemunduran akibat meluasnya pasaran batik cap buatan pabrik. Berbeda dengan rekan-rekan sekerjanya (termasuk Mbah Pinah) yang berusaha mencari pekerjaan dan hidup di tempat lain, Rubingh ditampung dan tetap tinggal di rumah bekas masjikannya, sebab, Rubingah sudah tidak memiliki keluarga. Rubingah percaya sepenuhnya bahwa Allah-lah yang telah mengatur hidupnya, menempatkannya pada kenyataan yang dia hadapi skarang ini.


BCA:

Nilai Budaya dalam cerpen Reuni

     

Post a Comment for "Nilai Keimanan Terhadap Tuhan dalam Cerita Pendek Parang Garudo "